Kami tulis, Kita baca

Senin, 09 November 2020

Belum usai, menuju esok

Hi semesta, apa kabar? 
Setelah tanah yang di basah hujan, 
Aku teringat tentang sebuah harapan yang masih saja bergelantungan
Menawarkan biru yang seolah menenangkan
Aku juga masih ingat pada beberapa kata yang membawa aku, mungkin juga kita pada suatu tahun penuh suka dan kemudian diwarnai duka
Gundah gulana rasanya, bak menunggu pagi bagi mereka pecandu kopi
Masa itu, saat hari lebih lama dari rotasi bumi
Saat harap dan cemas bersatu, menggelayut di danau rindu
Ah, lucu kalau diingat 
Walau sekelebat, tapi rupa rupanya dia tetap pernah memberi nyala yang amat kuat
Bagi aku, mungkin juga kita
Beberapa tahun telah terlewat, bahkan masa sudah berganti
Tapi ada yang tak bisa untuk dipungkiri, 
Rasa dan rindu yang masih kuat terpatri

Untuk aku, mungkin juga kita
Tak perlu bersusah payah mengalahkannya
Cukup kau pejamkan mata, 
Doakan saja semoga apa yang saat ini dirasa, menjadi tabungan rindu yang akan menggema
Di hatinya, di hati mereka, yang telah digariskan oleh pencipta semesta

Share:

1 komentar: