Kami tulis, Kita baca

Senin, 12 Oktober 2015

PENDIDIKAN DI MANDAILING NATAL

Pendidikan adalah apa yang dilihat, didengar,dan dirasakan, berarti pendidikan adalah segala hal yang berkaitan dengan diri kita. Pendidikan bisa bersumber dari sekolah, keluarga, masyarakat, kawan, buku, internet, dan bahkan dari alam. Secara umum pendidikan bisa digolongkan menjadi dua yaitu pendidikan formal (sekolah ), dan non formal. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan manusia baik orang kaya, miskin, tua, dan muda untk bisa menjalani hidupnya. Dengan pendidikan tentu manusia bisa melakukan apa saja yang ingin dilakukannya dimana saja dan kapan saja. Dengan pendidikan orang bisa menjadi apa saja sesuai dengan keinginan dan cita-citanya.

Tapi tidak selamanya orang bisa mendapatkan apa yang diinginkan dan dicita-citakannya meskipun ia sudah mendapatkan pendidikan. Hal itu bisa saja terjadi karena terdapat faktor yang menyebabkan pendidikannya tidak bermanfaat dan tidak berpengaruh. Jika seseorang mendapatkan pendidikan yang memadai untuk menggapai cita-citanya maka ia akan bisa menggapai apa yang ia cita-citakan atau bahkan lebih dari itu. Tapi jika seseorang mendapatkan pendidikan yang kurang memadai untuk menggapai cita-citanya maka apa yang ia cita-citakan tidak akan pernah tercapai.

Pendidikan yang memadai adalah pendidikan yang berkualitas daik dari sumber, sarana dan prasana pendidikan itu sendiri. Pendikan yang memadai dapat menghasilakan individu yangyang sukses dalam hidupnya, tapi jika pendidikan yang memadai itu disertai dengan keinginan yang kuat dan kesungguhan individu itu sendiri. Tapi itulah yang tidak didapatkan dalam pendidikan di kecamatan panyabungan selatan khususnya desa Tanobato, kecamatan Panyabungan Selatan, Mandailing Natal.

Di Desa Tanobato, kecamatan Panyabungan Selatan, Mandailing Natal pendidikan bersumber dari guru yang bisa dibilang kurang memadai atau kurang berkualitas, saran dan prasana yang jauh ketinggalan zaman, dan kedua hal itu diperparah dengan keinginan dan kesungguhan yang kurang dari hampir semua individu yang ada di desa tersebut. Hal tersebut menyebabkan individu yang ingin sukses dengan keinginan dan sesungguhannya yang kuat yang bisa dikatakan kaum minoritas akan pergi meninggalkan desa untuk bisa mendapatkan pendidikan demi menggapai cita-citanya. Sehingga individu yang tersisa di desa adalah benar-benar individu yang kualitasnya kurang memadai.

1. SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Guru di sekolah sangat kurang berkualitas yang menyebabkan pendidikan yang diperoleh siswa tidak memadai untuk suatu cita-cita yang tinggi. Hal itu disebabkan karena masih adanya nepotisme di dinas pendidikan dan sekolah sendiri. Kepala sekolah dan anggota dinas akan menempatkan atau mengutamakan keluarganya untuk menjadi seorang guru dibandingkan dengan orang lain tanpa memperhatikan kualitas dan kemampuan sseorang. Keluarga dan masyarakat juga kurang memberikan contoh yang bagus bagi generasi muda apalagi untuk membimbing mereka karena memang hampir seluruh masyarakat yang berpendidikan SMP atau SMA dan hal itu juga diperparah dengan moral mereka yang rusak akibat globalisasi sehingga tidak banyak yang mampu memberikan contoh yang baik bagi generasi muda. Selain itu di sekolah juga dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran hanya bersumber dari guru karena belum adanya fasilitas internet dan buku sumber pelajaran di perpustakaan yang kurang bervarisasi. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa cepat bosan dalam belajar karena yang didengar hanya guru yang menerangakan dan juga akan berakibat terbelakangnya pengetahuan siswa dibanding dengan siswa di sekolah yang punya fasilitas internet dan buku yang bervariasi di perpustakan. Sehingga siswa di desa tersebut kalah bersaing ketika ingin melanjutkan pendidikan di sekolah atau universitas berkualitas dan jadinya mereka akan kembali menimba ilmu di sekolah atau universitas yang kurang berkualitas akibat sumber ilmu pengetahuan yang diperolehnya kurang berkualitas. Artinya pendidikan yang diperoleh siswa kuang memadai.

2.SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang tersedia memang masih sangat jauh ketinggaln zaman. Mulai dari kapur tulis yang masuh dipakai ketika pembelajaran, kalah elit dibangding dengan sekolah berkualitas yang sudah memakai spidol dan yang lebih canggih lagi. Fasilitas internet yang belum tersedia, buku perpustakaan yang kurang bervariasi, proyektor belum tersedia, dan bahkan satupun perlatan laboratoriun yang belum tersedia. Hal itu akan brakibat pada kebosanan siswa dalam belajar karena mereka hanya mendengarkan pelajaran dari guru tanpa adanya bentuk visual dari yang dipelajari, tanpa praktikum, sehingga mereka hanya berimajinasi membayangkan apa yang dijelaskan guru yang dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda dari setiap siswa sehingga ilmu yang diperoleh berbeda. Ironisnya guru yang memberikan pelajaran adalah guru yang kurang berkualitas. Sehingga pendidikan yang diperoleh siswa kurang memadai.

3. KEMAUAN SISWA

Kemauan sebenarnya ada di setiap individu untuk belajar tapi hal itu berubah karena pengaruh teman yang sudah tidak bersekolah dan bisa juga akibat dari sumber dan sarana pendidikan sehingga ia lebih memilih untuk tidak bersekolah, sehingga ia tidak memperoleh pendidikan yang memadai untuk hal yang pernah ia cita-citakan sebelumnya.

4. KONDISI EKONOMI

Ekonomi yang kebanyakan menengah ke bawah juga sedikit banyak mempengaruhi pendidikan yang diperoleh individu. Dengan kondisi ekonomi yang kurang individu akan dituntut terlebih dahulu untuk memenuhi hidup terlebih dahulu sehingga menomorduakan pendidikan. Hal itu menyebabkan kualitas pendidikan yang diperoleh idividu kurang, sehingga akibat pendidikan yang kurang, individu jadi minder untuk bercita-cita yang tinggi. Kadang tidak sedikit orang tua yang miskin melibatkan anaknya dalam pencarian nafkah dan bahkan ada yang memotivasi anaknya dengan motivasi yang kurang baik seperti mengatakan pekerjaan anaknya tidak akan ajuh beda dari orng tuanya. Ironisnya bantuan pemerintah yang diperoleh dialokasiakn sepenuhnya untuk bidang pertanian seperti pembuatan jalan ke sawah.

Hal itu yang tanpa disadari oleh orang tua dapat mendoktrin anak untuk menjadi petani karena fasilitas telah dipersiapkan oleh orang tuanya sewaktu ia kecil. Itulah beberapa factor yang menyebabkan kurang berkualitasnya pendidikan di desa tanobato. Hal itu menyebabkan kurang beraninya generasi muda ntuk bercita-cita tinggi karena merasa minder dengan pendidikannya yang memang kurang berkualitas. Sehingga pada akhirnya desa ini tidak akan pernah maju dengan setiap generasinya yang memiliki pendidikan yang kurang berkualitas dan hal itu diperpatah lagi dengan moral mereka yang akan terus merosot akibat perkembangan zaman. Untuk itu perlu adanya perubahan yang harus dilakukan sejak saat ini.

Dan berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut:

1. Guru Di Sekolah Guru yang mengajar haruslah memiliki standar kualitas untuk memberikan pendidikan yang berkualitas.

Dengan itu haruslah benar-benar diadakan seleksi yang ketat untuk menentukan guru yang berkualitas bukan karena hubungan keluarga. Sehingga dengan ini guru itu bias membantu siswa untuk mendapatka pendidkan yang berkualitas dengan cara yang lebih asyik dan tepat karena kualitas yan ia punya memang sepadan untuk memberikan pendidikan berkualitas.

2. Sarana Dan Prasarana Sarana dan prasana harus segera diperbarui dengan sarana dan prasana yang memang sudah bagus dan berkualitas untuk bisa membantu guru memberikan pendidikan yang berkualitas bagi para siswa.

Dengan sarana dan prasarana yang maju kemauan siswa dalam belajar akan bertambah dan pendidikan yang diperolehnya sudah sesuai dengan yang update pada saat ini.

3. Peran Pemerintah Peran pemerintah disini tidak hanya memberikan kebijakan tentang pendidikan dan bantuan biaya semata. Pemerintah juga hendaknya mencari tahu pengalokasian bantuan biaya bagi masyarakat, sehingga pengalokasian biaya itu tidak sia-sia atau hanya untuk kebutuhan jangka pendek melainkan kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan.

Selain itu juga sering mengadakan pengawasan atau pemeriksaan pemmbelajara di sekolah-sekolah, seminar untuk para guru, motivasi pendidikan bagi para siswa, jaminan bagi siswa berprestasi, dll. Dengan itu baik masyarakat, guru tidak merasa sendirian dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi bangsa. Dan siswa akan merasa lebih semangat dalam beajar karena adanya perhatian dari pemerintah.

4. Peran Orang Tua Peran orang tua disini sangat vital, karena merekalah yang lebih dekat dan mengerti tentang anak mereka.

Orang tua sejak dini haruslah memberikan pendidika yang berkualitas bagi anaknya. Orang tua juga seharusnya memberi tahu tentang pentingnya pendidikan bagi anaknya, dan memotivasi anaknya untuk belajar atau menemani anak dalam belajar. Sehingga dengan anak lebih semangat karena adanyan dukungan dari orang tua mereka. Jika semua solusi di atas telah dilakukan dan semua pihak yang bersangkutan melakukan perannyan sebagai mana mestinya maka tidak mustahil generasi desa Tanobato akan kembali sama kualitasnya seperti para generasi terdahulu yang sudah sangat dikenal masyarakat lain karena kualitas mereka bahkan sampai ke mancanegara seperti Willem Iskandar.

Dan akhirnya desa Tanobato akan terselamatkan dari masa kelam yang telah lama diderita, dan di masa yang akan datang Tanobato akan menjadi desa madani dengan generasi yang berkualitas.

Share:

0 comments:

Posting Komentar