Kami tulis, Kita baca

Minggu, 21 Februari 2016

SENJAKU YANG KE-599, PURNAMA KE-16, DAN HUJAN YANG ENTAH KEBERAPA


Terlihat tegar, kokoh, namun lemah.
Terbaring lemah di atas lantai berdebu., Kau tahu siapa aku? Tak lebih dari sekedar karet gelang yang terbujur kaku, mencoba menelisik apa hakikat keberadaan dan fungsiku. Aku ada disini, berdiam membisu menatapi kepingan-kepingan masa lalu dan masa depan yang terlihat kontras, terkadang semu.
Baiklah, akan kuceritakan siapa aku. Asalku dari sebuah pohon yang jauh dari pelupuk matamu, prosesku pun bahkan akan membuatmu muntah dan begitu jijik melihatku. Ya itulah masa lalu. Aku ada dihadapanmu mencari serpihan dan janji-janji masa depanku. Apakah aku adalah seuntai karet yang sekedar mengikat benda, menyatukan dua benda, atau sebuah alat perang ala anak-anak di desa. Entahlah, kehidupan terasa amat rumit jika hanya bicara perihal masa lalu dan masa kini.
Kini aku tergugu, getir dihadapkan oleh denting waktu yang tanpa ampun merajam perasaanku. Menerka-nerka akan jadi apa aku nantinya, berguna? Atau berdusta? Karena Siapa saja dapat mengaisku, menarik narik tubuhku, memelarkan detil organku, dan boooommmm....... 
Hal yang pasti aku tahu, suatu hari nanti,,,,
Saat bumi sudah bukan tempat berpijak lagi, saat bulan sudah bukan permata di malam hari, dan saat matahari bukanlah penyejuk hati, ketika Tuhanku membuatku berkata sesukaku, bicara apa saja perihal dirimu saat menjadi tuanku di dunia. Aku akan berceloteh tentang apa saja yang kau lakukan. Tentang aku yang membuat nangis anak tetangga, saat kau regangkan tubuh dekilku, panjang dan fokus, lalu jepret.. sasaran tepat, ah ngeri sekali membayangkan kenangan itu. Tentang aku yang juga kau jadikan selimut nasi bungkus yang engkau bagikan pada anak jalanan, ah aku merasa hangat ketika mereka merengkuh tubuhku, orang-orang yang kekurangan kasih sayang. 
Teman, hidup tak sesederhana sepertiku. Dekil, dan tak bisa memilih. Kalian memiliki skenario yang jauh lebih baik dariku, aku bahkan hanya pemeran pembantu... mungkin lebih rendah dari itu. Apalah pentingnya seonggok karet kecil sepertiku?

Yogya, 19 feb 2016 (22.22 WIB)
~Rain ~
Share:

0 comments:

Posting Komentar