Gambar ilustrasi gerak konvergen, divergen dan transform
Pergerakan antara satu lempeng dengan
lempeng lainnya yang berdampingan membentuk suatu interaksi sehingga dibedakan
menjadi tiga macam berdasarkan jenis pergerakannya, yaitu
KONVERGEN
Batas
konvergen ialah batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan menyebabkan
tumbukan dimana...salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman (menyusup)
ke bawah lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng
membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi
yang kuat. Dalam pergerakan lempeng ini, lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter
setiap tahun, sehingga benturan yang terjadi sangatlah lambat dan berlangsung
selama berjuta-juta tahun.
Berdasarkan jenis kerak bumi yang saling mendekat, batas antar
lempeng dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Batas menunjam
(subduction)
Subduksi
adalah batas antar lempeng, dimana kerak samodera menunjam di bawah kerak benua
ataupun kerak samodera. Jika kerak samodera menunjam di bawah kerak samodera,
maka akan menghasilkan suatu sistem busur kepulauan (island arc system)
atau disebut juga busur magmatic dan juga terbentuk melange serta busur
cekungan.
Busur
kepulauan adalah rangkaian aktifitas gunung api yang berkaitan dengan
penunjaman lempeng. Melange adalah salah satu karakteristik batas konvergen,
yang merupakan campuran pecahan berbagai batuan teranjakkan.
Busur
cekungan, palung , dan busur magmatik merupakan bentuk topografi utama pada
batas konvergen. Pada umumnya diantarany terdapat punggungan dan cekungan yang
disebut busur punggungan depan dan busur cekungan depan. Busur punggungan depan
terbentuk oleh penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng
yang ditabrak. Busur cekungan depan merupakan dataran rendah yang terletak
diantara palung samidera dan busur magmatik.
Pada
sistem busur kepulauan terdapat aktivitas gempabumi yang sangat padat. Di bawah
busur kepulauan, pusat-pusat gempabumi yang dijumpai membentuk suatu bidang
yang mempunyai kemiringan sebesar 45o dan bisa mencapai kedalaman sampai dengan
680 km. Bidang itu disebut bidang Wadati-Benioff
Pada
lempeng yang menunjam dijumpai variasi temperatur yang dikontrol oleh beberapa
hal, yaitu:
a. Kecepatan subduksi; semakin
cepat menunjam, semakin kecil temperatur mantel di sekitarnya yang mampu
diserap secara konduksi.
b. Ketebalan lempeng itu
sendiri; semakin tebal semakin membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai
kesetimbangan temperatur dengan astenosfer yang melingkupinya.
c. Panas akibet gesekan antara
lempeng dengan astenosfer.
d. Konduksi panas astenosfer
terhadap lempeng
e. Panas dari peluruhan unsur
radioaktif (kandungan mineral radioaktif kerak samudra sangat kecil atau bahkan
tidak ada sama sekali).
f. Panas akibat perubahan fase
mineral dikarenakan pertambahan kedalaman
Kenampakan
morfologi yang umum dijumpai di daerah subduksi adalah kehadiran palung
(trench) yang mempunyai kedalaman sampai dengan 11000 m (Palung Mariana di
pilipina). Secara umum lebar palung berkisar antara 50–100 km dan bentuk
sayatan sebagai huruf V tak simetri dengan sudut curam sebesar 8–200 berada di
bagian yang naik (hanging wall) yang sering dijumpai sesar-sesar naik (prisma
akresi).
Aktivitas
gunungapi di daerah subduksi dapat terjadi jika kerak samodera yang menunjam
mencapai kedalaman lebih dari 80 km, dan aktivitas gunungapi ataupun magma
dapat terbentuk pada daerah sejauh 150–200 km dari sumbu palung. Sebagian besar
busur kepulauan dijumpai di sisi barat-utara Samodera Pasifik dan di sisi barat
Samodera Atlantik.
Busur
kepulauan yang muda memiliki struktur yang sederhana dengan ketebalan kerak
kurang dari 20 km (contoh: busur kepulauan Tonga–Kermadek, New Hebrides,
Aleutians dan Kepulauan Antile kecil). Semakin tua umurnya, struktur busur
kepulauan tersebut semakin kompleks dan kerak buminya semakin tebal, berkisar
antara 20–35 km (contoh: Jepang dan Indonesia).
2. Batas anjakan (obduction)
Obduksi
adalah batas antar lempeng yang saling mendekat dengan kenampakan kerak benua
menunjam di bawah kerak samodera. Ada beberapa hipotesis tentang mula terjadi
obduksi, yang paling memungkinkan adalah bahwa diawali oleh penunjaman kerak
samodera dengan kerak benua di belakangnya, di bawah kerak samodera. Penunjaman
bisa terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen.
Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan dengan kerak samodera dan
pada awalnya, kerak samodera naik ke atas kerak benua, sebelum akhirnya
penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat lain yang dapat
mengakomodasi convergensi antar lempeng.
3. Batas tumbukan
(collision)
Pada
penunjaman kerak samodera yang membawa kerak benua di belakangnya ke bawah
kerak benua, jika hal ini berlanjut, maka akan terjadi tumbukan antar kerak
benua. Tumbukan tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya suatu relief yang
tinggi seperti Himalaya. Pada batas kolisi (suture) sering tersisa pecahan
kerak samodera (ofiolit). Kenampakan hasil tumbukan termuda yang dijumpai di
dunia adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah
Pegunungan Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural. Penebalan kerak benua dapat
terjadi karena pensesaran naik yang berjenjang dan saling menumpang
(imbrikasi).
Tumbukan
pada zona konvergen dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat dan pada
daerah konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan tersebut
berupa:
1. Tumbukan lempeng samudra
dengan lempeng samudra
Bila dua
lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah yang lain
dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di
lantai samudra. Bila tumbuh ke atas permukan laut, maka akan terjadi
serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus kilometer
dari palung laut dimana kedua lempeng samudra bertemu.
2. Tumbukan lempeng benua
dengan lempeng samudra
Tumbukan
ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih,
menyusup ke bawah blok benua menuju atenosfer. Pada zona ini disebut zona
subduksi.
3. Tumbukan lempeng benua
dengan lempeng benua
Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng
ke bawah benua sehingga menyebabkan massa benua dan sedimen lantai samudra
tertekan , terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah terbentuknya formasi
pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua Asia
yang menghasilkan pegunungan Himalaya.
DIVERGEN
Divergen adalah pergerakan lempeng dimana
lempeng-lempeng bergerak saling menjauh satu dengan yang lain dimana gaya yang
bekerja pada gerak ini adalah gaya tarikan (tensional). Divergen ini
menyebabkan naiknya magma dari pusat bumi yang akan membentuk lantai samudera
atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar
samudera Atlantik.
TRANSFORM
Transform
adalah pergerakan lempeng dimana lempeng-lempeng bergerak saling berpapasan.
Gerakan ini sejajar dan tidak tegak lurus dimana menghasilkan sesar mendatas
jenis Strike Slip Fault. Transform terjadi jika lempeng bergerak dan
mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault).
Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan
dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan
pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
0 comments:
Posting Komentar