Kami tulis, Kita baca

Minggu, 21 Februari 2016

SENJAKU YANG KE-601, PURNAMA KE-17, DAN HUJAN YANG ENTAH KEBERAPA

Malam ini, langit sempurna menutupi bulan, hanya menyisakan siluet temaram bahwa ia sedang purnama, purnama ke 17. Angin mendesir pelan menyampaikan bait-bait doa dari orang-orang terkasih, jauh ntah dimana. Bagaimana dengan bintang? Tampak angkuh menutupi kilaunya dibalik awan.   
Aku duduk sendiri, diam menatapi pohon-pohon yang mulai menjulang tinggi. Sejenak memandang purnama, berharap ia menampakkan rupanya. Sejenak menepis rindu pada malaikat diujung pulau.
Aku hanya ingin menatap bulan. Dalam. Sedalam aku mengagumi, menyukai, dan mencintainya. Yah,,,, meski cintaku pada rembulan tak sebesar cintaku pada hujan. 
Malam mulai meranjak naik, pukul 20.15 dikota yogya, jika dikonversikan kedalam waktu medan, suasana disini hampir sama dengan 21.30 di medan. Tapi sungguh, bukan itu yang kurisaukan malam ini. Aku merisaukan tentang kehidupan. Kehidupan yang hanya 1,5 jam ( dikonversi dengan waktu akhirat jika setiap orang hidup didunia selama 60-70 tahun). Banyak orang yang tau bahwa hal yang paling dekat dengan kehidupan adalah kematian. Menurutku mereka bersahabat baik. Selalu bersama. Meski ada begitu banyak orang diluar sana yang memiliki syndrom takut kematian, ah konyol sekali.
Baiklah, hal yang perlu dibahas kini adalah ‘apakah hakikat hidup dan hakikat mati?’
Hakikat hidup dan mati.
Jika kita membicarakan ini, maka kita harus tau terlebih dahulu bagaimana kita hidup? Asal yang meng-hidup-kan kita, untuk apa kita hidup, lantas apa yg terjadi jika sudah tak hidup (mati)? Sederhanya begini, Dari mana asal kita, untuk apa kita hidup, dan apa yg terjadi setelah kematian. Sebenarnya itu adalah pertanyaan mendasar.
Pertanyaan sederhana yang mungkin setiap orang pernah memikirkan nya. Ya begitulah, karena pertanyaan nya sederhana, maka jawaban nya juga sederhana.. Aku yakin, semua orang pasti menjawab dengan mudah. Dari mana asal kita? Dari Allah. Untuk apa kita hidup? Untuk Allah. Kemana setelah mati? Kembali ke Allah. Sederhana bukan???
Dari sini, muncul pertanyaan baru. Apakah kita sudah benar-benar mengamalkan nya? Apakah jawaban-jawaban diatas sudah benar-benar membenam dalam qalbu kita?? Cukup jawab dalam hati saja ya..

Bersambung 
~Rain~

Yogya, 21 Feb 2016 (20.40 wib)
Share:

1 komentar:

POPULER