1. Pengertian Isra’ Mi’raj
Isra Mi‟raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Isra Mi‟raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Namun, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi‟raj.
Peristiwa Isra Mi‟raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi‟raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
2. Sejarah Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Pada suatu malam terbuka atap rumah Nabi Muhammad SAW, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail: “Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”. Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa‟ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.Di tengah perjalanan mereka berhenti di beberapa tempat untuk shalat yaitu di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana Beliau akan berhijrah, di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun, di Thur Sina, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam, di Baitul Maqdis, disana Nabi solat berjama‟ah dengan para Nabi terdahulu dan Nabi Muhammad sebagai Imam solat.
3. Perjalanan Nabi S.A.W Dari Masjidil Aqsha Ke Sidratil Muntaha
Di Langit Pertama
Di sini Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Adam a.s, bapak seluruh umat manusia.
Di Langit Kedua
Di langit yang kedua Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi „Isa AS dan Nabi Yahya.
Di Langit Ketiga
Di langit yang ketiga, Nabi Muhammad s.a.w bertemu dengan Nabi Yusuf AS, yaitu seorang hamba Allah yang memperolehi kurnia kecantikan paras wajahnya.
Di Langit Keempat
Di sini Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris AS yang telah memperolehi kurnia tempat yang tinggi dari Allah SWT.
Di Langit Kelima
Di langit yang kelima, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun dengan penuh penghormatan.
Di Langit Keenam
Di langit ke enam ini Nabi bertemu dengan Nabi Musa. Disini Nabi Muhammad s.a.w menyaksikan suatu keanehan, sebab tiba-tiba saja Nabi Musa menangis tersedu-sedu. Apabila di tanyakan kepada Beliau..Beliaupun menjawab: Kerana aku tidak mengira ada seorang Nabi yang di utus Allah sesudahku, ummatnya akan lebih banyak yang masuk syurga dari ummatku.
Di Langit Ke Tujuh
Di sini Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Ibrahim, disaat itu Nabi Ibrahim sedang bersandar di Baitul Ma‟mur. Nabi Ibrahim a.s sempat memberikan nasihat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai berikut: Wahai Muhammad, aku nasehatkan agar engkau menyuruh umatmu untuk memperbanyak tanaman surga. Nabi SAW bertanya: Apakah yang tuan maksud dengan tanaman surga itu?. Jawab Nabi Ibrahima a.s. Tanaman surga ialah ucapan : laa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim atau ucapan subhaanallaahi wal hamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu huwallaahu akbar.
Di Sidratil Muntaha
Di Sidratil Muntaha ini Nabi Muhammad melihat rupa Malaikat Jibril yang asli. Selanjutnya Nabi Muhammad diajak oleh Malaikat Jibril menyaksikan keindahan bengawan Al-Kautsar. Kemudia Nabi Muhammad diajak ke dalam surga. Setelah itu, Nabi SAW, diajak melihat keadaan melihat neraka.
Kemudian Nabi SAW meneruskan perjalanan naik ke Sidratul Muntaha sendirian tampa ditemani oleh Malaikat Jibril, lantaran Jibril merasa berat untuk melangkah lebih tinggi lagi. Di Sidratul Muntaha Beliau mendengar suara goresan pena penulis, yaitu kalam yang menulis hukum-hukum Allah di LauhulMahfuzh.
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w diangkat naik setingkat lagi sampai ke „Arasy disinilah Nabi s.a.w menerima perintah solat yang wajib di laksanakan oleh Nabi s.a.w dan segenap ummatnya sebanyak lima puluh kali sehari semalam. Dan akhirnya hanya tinggal lima waktu sehari malam setelah dinasihati oleh Nabi Musa a.s dan diperkenankan oleh Allah.
Nabi s.a.w menerima Ilmu tentang:
1. Islam
2. Hijrah
3. Jihad
4. Sedekah
5. Puasa Rammadhan
6. Amal Ma‟ruf
7. Nahyi Mungkar
8. Solat
Setelah Nabi Muhammad s.a.w melakukan tugas perjalanan Isra‟ dan Mi‟raj, dengan membawa perintah solat lima waktu sehari semalam, maka Beliau turun sampai ke Masjidil Haram di Mekah.
0 comments:
Posting Komentar